A.PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Segala puji bagi
Allah Swt yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi saya dalam
menyelesaikan makalah ini.Selawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada pembawa rahmat,Rasulullah Saw ,dimana
dengan kehadiran beliau telahmenancapkan pilar-pilar kebenaran yang telah lama
hilang ditelan zaman.
Islam hadir
ditengah peradaban yang penuh dengan kekacauan,merusaknya moral,ketidakstabilan
perekonomian dan keamanan.Manusia hidup dengan penuh rasa ketakutan,merebaknya
kemiskinan,munculnya kesenjangan social,dan mereka mulai hidup dengan perbedaan
kelas berdasarkan tingkatan ekonomi dan kekuasaan.Disaat situasi ini mulai menjamur,datanglah Islam dengan
membawa kedamaian,keadilan dan moralita sayang tinggi.Islam hadir bukan hanya
mengajarkan cara beridah saja tetapi juga menjunjung tinggi muamalah diantara
sesama manusia.
Sejarah
pernah membuktikan kemajuan islam dimana semua orang yang tunduk dengan
ajarannya hidup dengan damai.Islam juga pernah membangun peradaban yang begitu
pesat dizamannya.
Disadari
atau tidak kita sekarang hidup dengan ekonomi kapitalis yang menjungjung tiggi
kebebasan individu,mengabaikan kepentingan masyarakat umum sehingga yang selalu
terbayang oleh kita adalah bagaimana kita mencapai kepuasaan pribadi (self
interest).sistem kapitalis sering dianggap sebagi system perekonomian yang
paling sesuai dengan zaman ini sehingga kita sering mendewakannya.Kita seakan
dianggap lupa dengan banyaknya akibat yang muncul dari pengaplikasiaan system
perekonomian ini.Krisis ekonomi yang tiada habisnya dimulai sejak diterapkan
system ini sampai sekarang.Krisis ekonomi yang terus menerus melanda setiap
negara yang mengakibatkan banyaknya penduduk meninggal karena dilanda
kemiskinan.
Kami
menyadari betapa banyaknya dampak yang diakibatkan oleh system perkonomian
kapitalis ini sehingga kami memutuskan untuk menyajikan sedikitt ulasan tentang
system ekonomi islam.Dalam makalh ini kami hanya menyajikan Aksioma-aksioma
etika dalam ekonomi islam.Karena menurut kami ini perlu diberiakan perhatian
khusus dan seharusnya dijadikan sebagai landasan dalam memahami ekonomi islam
kerena ini merupakan landasan atau pondasinya ekonomi islam.
B.PENGERTIAN
1..Definisi
Aksioma Ekonomi
Ilmu
ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang sejak dulunya terus dilakukan
perkembangan agar selalu memenuhi kebutuhan manusia.Mengingat manusia merupakan
masyarakat yang selalu ingin memenuhi kebutuhan hidup tentunya sangat
diperlukan sistem atau cara pemenuhan ekonomi yang tepat pada sasaran yang
ditargetkan oleh manusia itu sendiri dan benar cara pelaksanaanya sehingga
tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas tindakan pemenuhan kebutuhan
yang dilakukannya.
Aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa
pembuktian[1].Sedangkan
menurut Syed Nawab Haider Naqvi “Aksioma adalah seperangakat nilai yang
mendasari semua nilai yang lain[2]”singkatnya
menurut beliau bahwa aksioma merupakan nilai yang paling mendasar yang harus
dipertimbangkan terlebih dahulu saat membuat sebuah kebijakan dalam sistem
perekonomian.
Ekonomi
adalah pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas
penghasilan,produksi,distribusi,pemasukan dan pemakaian barang serta
kekayaan;penghematan,menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi[3].
Sedangkan
Alfred Marshall’s mendefinisikan ilmu
ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tentang umat menusia dalam urusan hidup
yang biasa[4].
Kemudian,Sulaiman mendefinisikan dengan pengertian yang berbeda tetapi
disepakati juga oleh sebagian pakar pemikir ekonomi Barat yang menempatkan
ekonomi sebagai Ilmu Yang menerangkan cara-cara
menghasilkan,mengedarkan,membagi,dan memakai barang atau jasa dalam masyarakat
sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya[5].Dalam
perspektif Islam,An-Nabhani memaknai ekonomi sebagai kegiatan mengatur urusan
harta kekayaan,baik yang menyangkut kepemilikan,pengembangan,maupun distribusi[6].
C.PEMBAHASAN
Sebelum
kita membahas lebih lanjut tentang aksioma-aksioma etika ekonomi islam,maka
telebih dahulu kita memahami sumber pengambilan hukum islam.Di sini juga kita
akan memaparkan tentang Islam merupakan jalan hidup yang komprehensif dan
universal.
I.Sumber
Pengambilan Hukum Ekonomi Islam
Dalam
sistem ekonomi konvensional proses pengambilan kebijakan ekonomi lebih dititik
beratkan pada penelitian ilmiah semata tanpa adanya pertimbangan
keagamaan.Kekacauan perekonomian dunia telah menjadi bukti lemahnya system
perekonomian yang dibuat dengan hasil pemikiran kita dengan mengenyampingkan
tuntunan wahyu.Ini bukan berarti kita menghina kemuliaan akal yang telah
diberikan oleh Allah Swt,tetapi saat kita menggunakan akal seyogyanya kita
mengikuti alurnya Al-quran sebagai kitab petunjuk.
Al-quran
dan Hadist selalu menjadi rujukan utama setiap muslim dalam mengambil berbagai
macam kebijakan/hukum baik dalam hal ibadah maupun muamalah.Dalam pengambilan hukun tentang
ekonomi islam juga berlaku demikian karena termasuk dalam bidang
muamalah.Setidaknya ada 4 hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan
hukum ekonomi yaitu:
1. Al-Qur’an menurut Syaltut adalah.”Lafaz
Arabi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,dinukilkan kepada kita secara mutawatir”.Sesungguhnya
Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus[7].
2. Sunnah menurut ulama ushul adalah
“Apa-apa yang diriwayatka dari Nabi Muhammad Saw,baik dalam bentuk
ucapan,perbuatan maupun pengakuan dan sifat Nabi.Ijtihad adalah Pengerahan
usaha yang sungguh-sungguh hingga tingkat maksimal oleh seorangg fakih atau
ahli agama,guna menyelidiki dan memeriksa keterangan-keteranga dari Al-Qura’an
dan Sunnah untuk memperoleh sangkaan yang berat atau hukum yang bersifat
Zonni,dalam meng-Istinbat-kan suatu hokum syara’ untuk diamalkan[8].
3. Ijma’ arti menurut bahsa adalah
peretujuan bersama.Menurut istilah ushul Fiqih adalah “Bersepakatnya para
mujtahid umat Muhammad Saw setelah wafatnya dari beberapa masa terhadap satu
perkara dari beberapa perkara[9].
4. Qiyas arti menurut bahasa adalah ukuran
atau persamaan.Sedangkan menurut istilah ushul fiqih adalah “Mengeluarkan
seperti hukum (sesuatu) yang telah disebut,terhadap sesuatu yang belum disebut
karena ad apersamaan antara keduanya[10]”.
II.Islam
Merupakan Jalan Hidup Yang Komprehensive dan Universal
Ada
suatu kesalahpahaman diantara umat islam selama ini.Banyak yang melihat islam
dari satu segi saja yaitu aspek ibadah saja sehingga sering mengabaikan
aspek-aspek yang lain.Sebenaranya jika kita mau meneliti secara lebih mendalam
lagi maka kita akan mendapati bahwa islam bukan hanya mengajarkan cara
berhubungan dengan sang pencipta saja yaitu Allah.Jalaluddin Rahmat pernah melakukan penelitian dan
berhasil menyimpulkan bahwa “Di lingkungan Islam telah timbul pemikiran bahwa
agama hanyalah kumpulan moral.Al-Qura’an hanyalah kumpulan kaidah moral.Diluar
itu,Islam harus menyerahkan pengaturan perilaku kepada lembaga social dan
lembaga modern[11]
Penyimpangan
terhadap isi ajaran islam tentu akan merugikan penganut agama islam itu sendiri
sehingga akan timbul berbagai macam gejolak didalam tubuh islam yang akan
mengakibatkan runtuhnya peradaban islam.Di sini kita perlu meluruskan bahwa
islam bukan seperti pandangan diatas
tadi tapi islam merupakan a comprehensive and universal way of life. Islam bersifat komprehensif dan
universal.Komprehensif berarti syariah islam merangkum seluruh aspek dari
kehidupan,baik ritual (ibadah)maupun sosial (muamalah),sedangkan universal
berarti syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai Yaumm al-hisab[12].Islam
selalu menjaga perpaduan dan keseimbangan antara agama dan dunia,ibadah dan
muamalat,akidah dan syariat,kebudayaan dan peradaban.Islam juga memadukan agama
dan negara[13].
Pada
dasar Islam tidak mengandung paham sekularisme[14].Tetapi
pada kenyataan banyak dari umat islam cenderung menafsirkan islam ke arah
sekular. Larry shiner,Professor agama di Sangamon University-bahwa sekularisasi
paling tidak menunjukkan lima hal: mundurnya pengaruh agama,sekadar kompromi
dengan dunia,demistifikasi atau desakralisasi dunia,ketidakterikatan
(disengagement)kepada masyarakat,dan pemindahan kepercayaan/iman dan pola-pola
perilaku suasana keagamaan ke suasana sekular[15].
Nah jika kita kaitkan dalam kegiatan ekonomi
kita maka akan terlihat banyak sekali perilaku-perilaku yang mengarah ke arah
sekularisme seperti tidak terkendalinya kegiatan produksi (tidak memperhatikan
mashlahah dan melakukan praktek maisir,gharar dan riba),kegiatan konsumsi dan
distribusi yang seharusnya harus daalm koridor islam.Professor Mannan pernah
mengatakan bahwa” Setiap usaha untuk menggolongkan ekonomi islam sebagai ilmu
positif dan normatif justru akan merusak
tujuan untuk apa ilmu itu sebenarnya diciptakan.Seperti kita memisahkan badan
manusia dengan air ( badan manusia terdiri dari 80% air) yang akan
mengakibatkan tubuh menjadi binasa[16].”
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba
mengupas lebih komprehensif tentang aksioma-aksioma dalam etika ekonomi
islam.Kami akan menyajikan pendapat
pakar tentang aksioma-aksioma ekonomi islam menurut hipotesis dari Dr.Yusuf
Qardawi.Ada 4 aksioma-aksioma yang menjadi pilar berdirinya ekonomi
Islam,yaitu:
1.Hubungan ekonomi dengan ketuhanan
Prinsip keimanan kepada adanya pencipta alam
(kosmologi) merupakan prinsip dasar dalam keilmuan apa saja.Tentu saja saat
kita berbicara ilmu ekonomi maka tidak
boleh dipisahkan dari prinsip dasar ini.Dan semua muslim pasti akan
mengakui prinsip adanya pencipta alam
atau istilah lainnya adanya tuhan karena merupakan bagian dari rukun iman.Di
dalam Al-Qur’an disebutkan Bahwa semuanya akan kembali ke hadirat Allah
Swt“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu.Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya dan hanya kepada-Nya-lah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan.”(Al-Mulk:15)
Jika kita implikasikan dalam kegiatan ekonomi
maka saat kita melakukan kegiatan produksi seperti membuat kendaraan,membuat
mesin yang biasa memudahkan manusia menulis ( misalnya laptop ) maka kesemuanya
itu akan di pertanggung jawabkan di hari akhir nanti.Ini mengindikasikan bahwa
setiap perilaku ekonomi yang kita lakukan sudah sepatutnya kita memikirkan
tentang normatif.Halal dan haram,baik dan buruk,akan menjadi pertimbangan kita
tentunya.Sehingga kita akan melihat perbedaan yang sangat jauh antara sistem
ekonomi islam dengan system ekonomi konvensional.
ONTOLOGI EKONOMI
KONVENSIONAL
|
ONTOLOGY EKONOMI
SYARIAH
|
positivisme,berdasarkan pada pengalaman empiris
|
petunjuk alquran,hadist,qiyas,ijma’,dan
ijtihad
|
sekuler,tidak percaya pada petunjuk tuhan
|
Ayat-ayat kauniyah yang bertebaran dijagat
raya
|
kebahagiaan dunia saja yang dikejar
|
penggunaan ayat-ayat kauniyah harus
berhati-hati,karena dorongan hawa nafsu
|
sangat materialistik
|
wujud kegiatan ekonomi dilaksanakan akan
dasar god-interest.mengabdi dan mencari ridho allah swt
|
Akhirat tidak dijadikan sebagai
pertimbangan terhadap apa yang dilakukan
|
Akhirat adalah tujuan utama maka segala
perbuatan harus menguntungkan di akhirat kelak
|
Allah memerintahkan kita untuk menikmati
sesuatu yang telah diciptakan untuk keperluan manusia itu sendiri.Sehingga
tidak ada larangan untuk menikmati hasil ciptaan-Nya “Hai anak Adam,pakailah
pakainmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,makanlah dan minumlah,serta
jangan berleh-lebihan,sesungguhnya Allah tidak suka dengan orang yang
berlebi-lebihan.”(Al-A’raf:31)
2.Ekonomi Berlandaskan Etika
2.1.Etika Dalam Produksi
Islam memandang penting kegiatan
produksi.Untuk mensejahterakan masyarakat diperlukan peningkatan produksi untuk
meningkatkan pendapatan sehingga terwujudnya Free financial.
Kita bisa melihat dalam sebuah hadist tentang
bagaimana perhatiaannya Nabi dalam
kegiatan produksi.Nabi bersabda:”Seorang diantara kamu mengambil tali
dan pergi ke gunung untuk mengambil kayu bakar lalu dipikulnya pada punggungnya
dan selanutunya dijualnya serta dengan cara ini ia bisa menghidupkan
dirinya,adalah lebih baik daripada ia meminta-minta kepda manusia,baik manusia
itu memberikan ataupun tidak memberikan.”(HR.Ahmad,Bukhari,Ibnu Majah dari
Zubair,Shahih Jami’ Shagir no.5041)
Tujuan dari kegiatan produksi adalah untu
memenuhi kebutuhan manusia termasuk mensejahterakannya. Dalam ekonomi modern
kesejahteraan ekonomi diukur dari segi uang,sepertii kata professor
pigou:”Kesejahteraan ekonomi kira-kira dapat didefinisikan sebagai bagian
kesejahteraan yang dapat dikaitkan dengan alat pengukur uang”.Tetapi dalam
perspektif islam kesejahteraan ekonomi bukan saja dinilai dari segi banyaknya
uang yang dimiliki oleh masyarakat,berkurangya penganguran dan terbangunya
infastuktur tetapi lebih dari itu,islam mengangap bahwa kesejahteran ekonomi
itu cakupan nya lebih luas yaitu kesejahteraan umum yang meliputi kesejahteraan
di bidang pendidikan,agama,moral dan banyak hal-hal lainya[17].
2.2.Etika Dalam Konsumsi
Dalam kehidupan yang terus-menurus kita jalani
ini tentu saja konsumsi merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa
dipisahkan.Konsumsi bisa di artikan sebagai kegiatan pemusnahan barang produksi
dengan cara yang benar.Di dunia ini banyak sekali perilaku-perilaku konsumsi
yang di tampakkan oleh setiap individu.Ada yang menunjukkan sikap yang
berlebih-lebihan,misalnya memakai suatu barang bukan dikarenakan kebutuhan yang
penting tapi lebih untuk menunjukkan status ekonomi keluarga.Tentu saja jika
dilihat dalam perspektif islam maka itu merupakan perbuatan yang
dilarang.Kehidupan yang ditonjolkan oleh para kapitalis dalam keseharian kita
lebih kepada self-interest,mereka membuat suatu budaya yang konsumtif sehingga
kita mempunyai cara pandang yang pada hakikatnya menguntungkan para
pebisnis/pemilik perusahaan.Mengikuti trend dari hari ke hari seakan-akan telah
menjadi sebuah semboyan dalam kehdupan kita bahwa orang yang paling baik adalah
mereka yang selalu up to date dalam memakai barang.Tentunya ini bukanlah sebuah
kesalahan,karena dalam islam sendiri juga didorong untuk selalu berkembang dan
selalu menjadi yang lebih baik.
Tetapi yang menjadi permasalahannya apakah
dengan kita memakai barang tersebut akan membawa manfaat?,apakah kita membeli
barang tersebut karena kebutuhan atau hanya sebagai self-interest saja?Apakah
barang tersebut halal?Lebih baik mana jika kita membeli barang baru atau
menyantuni/membantu meningkatkan taraf kehidupan orang lain?
Nah ini merupakan beberapa factor yang harus
diperhatikan saat kita mengkonsumsi/menggunakan suatu barang atau jasa.
A.Wajib Membelanjakan Harta
Islam
mempunyai pandangan tersendiri dalam penggunaan harta yang dimiliki oleh setiap
manusia,islam bukanlah agama yang memandang kekikiran sebagai falsafah hidup
dan bukan pula mengangap pemborosan sebagai jalan hidupnya tapi islam selalu
berada dalam pertengahan.Memakai harta sesuai dengan keperluan yang dibebankan
oleh syariah dan Menyimpan sesuai dengan syariah.Jadi Islam selalu menjaga
kesimbangan.Dalam Al-Qur’an telah disebutkan tentang pembelanjaan harta,dengan
ini menunjukkan bahwa islam sebagai way of life
‘(Yaitu)mereka yang beriman kepada yang gaib,yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS
Al-Baqarah:3).
Para mufassir berbeda pendapat tentang
infak,apakah yang disebutkan oleh ayat di atas maksudnya sedekah,zakat fardhu
atau sedekah sunat atau hanya untuk menafkahi keluarga.Para pengamat cenderung
mengatakan bahwa redaksi infak memiliki arti yang menyeluruh maksudnya seluruh
bentuk infak,baik itu wajib maupun sunat,untuk diri sendiri atau untuk
keluarga,untuk masyarakat atau untuk keperluan fisabilillah[18].
2.3.Etika dalam Distribusi
Di antara bidang yang terpenting dalam
perekonomian adalah distribusi.Dalam ekonomi kapitalis,perdaganagan terpusat
pada distribusi pasca produksi,yaitu setelah mereka menghasilkan barang suatu
proyek.Dalam kaitannya dengan distribusi hasil produksi,kita temukan adanya 4
bagian:
1.
Upah
atau gaji pekerjaan.
2.
Keuntungan
sebagai imbalan modal
3.
Sewa
tanah
4.
Laba
bagi para manager yang mengolola[19]
Islam menolak keberadaan nomor 2 dari 4 nomor
diatas yaitu keuntungan.para ulama mufakat bahwa bunga hkumnya haram.
Menurut paham Sosialis,produksi tunduk dan
patuh pada peraturan pusat.Seluruh sumber produksi milik Negara.Dasar
distribusi barang ditetapkan oleh kepuusan di Negara sosialis.
Ekonomi
islam bebas dari tindakan kapitalis dan sosialis.Islam menerapkan filsafat dan
tatanan yang berbeda dari kedua sistem tersebut.Islam memfokuskan perhatiannya
pda distribusi sebelum membahas sektor produksi.
Islam
mengakui hak kepemilikan seseorang,mewajibkan zakat sebagai bentuk distribusi
kekayaan,menganjurkan sedekah,memperhatikan kaum miskin,sehingga dalam islam
distribusi kekayaan merupakan sebuah kewajiban jika ingin menjadi muslim yang
sejati.
3.Sistem Ekonomi Bercirikan kemanusian
Selaian
bercirikan ketuhanan dan moral,sistem ekonomi islam berkarakter
kemanusian.Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa kemanusian bertolak
belakang dengan ketuhanan sehingga keduanya tidak bisa digabung menjadi
satu,bagaikan siang dan malam.
Dugaan
tersebut tidak benar.Setidaknya,mereka yang menduga seperti itu lupa bahwa ide
kemanusiaan berasal dari Allah Swt.Dengan kata lain,substansi kemanusiaan
berasal dari ketuhanan.Allahlah yang menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi ini.Tujuan ketuhanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari fitrah
manusia.Sebab,setiap manusia dilahirkan dengan fitrah manusia.
Tujuan
ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahtera.Yang
dimaksud dengan manusia disini adalah semua golonga manusia,baik manusia sehat
maupun manusia yang sakit,kuat dan lemah,susah dan senang,serta manusia sebagai
indivisu atau sebagai anggota
masyarakat.
Jika
system ekonomi Islam itu berlandaskan pada nash Al-Quran dan As-Sunnah maka manusia berperan sebagai
yang diserukan dalam nash itu.Manusialah yang memahami
nash,manafsirkan,menyimpulkan ,dan memindahkannya dari teori untuk
diaplikasinya dalam praktik.Dalam ekonomi Islam,manusia adalah tujuan dan
sarana.
Dalam
ekonomi Islam,manusia dan factor kemanusiaan merupakan unsur utama.Faktor kemanusiaan
dalam ekonomi Islam terdapat dalam kumpulan etika yang terdapat dalam Al-Quran
dan Hadist serta tertulis didalam banyak tulisan buku klasik yang mencakup
etika,kebebasan,kemuliaan,keadial,dan sikap moderat an persaudaraan sesama
manusia.Etika Islam mengajarkan manusia untuk menjalin kerja
sama,tolong-menolong,dan menjauhkan sikap iri,dengki dan dendam[20].
Islam
juga menganjurkan kasih sayang sesama manusia terutama kaum lemah,anak
yatim,miskin,dan yang terputus dalam perjalanan.Islam juga mengajarkan sikap
tenggang rasa terhadap orang miskin,orantg tua yang renta dan orang yang tidak
sanggup lagi bekerja.Islam juga menjaga hak milk individu dengan segala
undang-undang dan etika.
4.Ekonomi Bersifat Pertengahan (
Keseimbangan)
Jiwa peraturan kapitalisme terlihat jelas
pada egoisme,bebas menumpuk harta kekayaan,mengembangannya dan
membelanjakannya.Pemikiran yang berorientasi kepaa individualism sama sekali
tidak memperhatikan kepentingan orang lain kecuali ada manfaat yang akan dapat
dipetiknya.Mereka tidak mementingkan kemashalahatan orang lain jika itu
bertentangan dengan kemashalahatan pribadi.Slogan mereka adalah”Bersaing dengan
lawan”,dan bertekad mengalahkannya.
Sikap
kapitalis ini tidak mementingkan apa dan siapa melainkan laba dalam jumlah besar
yang selalu diperhitungkannya.Segala cara dihalalkannya untuk mengeruk
keuntunga sebesar-besarnya.Ingatan mereka haya tertuju pada uang.Uanglah yang
membuat menyelesaikan segala urusan,uanglah yang bisa menciptakan Negara makmur
idan kehidupan tenang.
Dalam
sistem Kapitalis,individu merupakan poros perpuran ekonomi.Individu adalah
penggerak dan sekaligus tujuan akhir aktivitas ekonomi .Negara tidak berhak
mengatur individu,bahkan negara harus memberikan kebebasan seluas-luasnya
kepada individu.Individu bebas melakukan aktivitasnya sesuka hatinya baik itu
mendatangkan laba maupun sebaliknya.Mereka tidak peduli tindakan mereka akan
menimbulkan kmudharatan bagi masyarakat.
Jiwa
peraturan Sosialis bertolak belakang dengan Kapitalis.Jiwa peraturan sosialis
berburuk sangka terhadap individu.Kaum kapitalis merampas segala hak pribadi
demi mencapai kemaslahatan bersama,dalam hal Negara.Visi mereka”Kemaslahatan
bersama di atas Kemaslahatan individu[21]”.
Sistem
kapitalis memberkan fasilitas kepada individu sehingga menjadi besar dan
bertndak sewenang-wenang tanpa mementngan kemaslahatan masyarakat,baik materi
maupun spiritual.Sebaliknya,paham sosialis menutup semua yang diberikan oleh
paham kapitalis kepada individu sehingga merasa rendah,an kehilanga
kepribadiannya dan mempersembahkannya kepada masyarakat yang tertumpu kepada
Negara.Di sini Negara berbuat sewenang-wenang.Negara tidak lebih dari suatu
tempat yang dikelola oleh segelintir orang.Pada akhirnya,paham sosialis pun
tiak jauh berbeda dengan paham kapitalis.Dalam paham sosialis kita menemkan
beberapa orang yaitu pejabat Negara bertndak sewenang-wenang terhadap rakyat
sebagimana para konglomerat dalam system kapitalis berlaku sewenang-wenang.
Jiwa tatanan dalam Islam adalah keseimbangan
yang adil.Hali ini terlihat jelas pada sikap Islam hak individu dan
masyarakat.Keduan hak itu diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil
(pertengahan) tentang dunia dan akhirat,jiwa dan raga,akal dan hati,perumpamaan
dan kenyataan.Islam juga bersikap di tengah-tengah (wasat) antara iman dan
kekuasaan.
Ekonomi
yang moderat tidak menzalimi masyarakat khususnya kaum lamah sebagaimana yang
terjadi pada masyarakat kapitalis.Islam juga tidak menzalimi hak individu
sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis,terutama komunis,tetapi
ditengah-tengah antara keduanya.
Islam
mengakui hak individu dan masyarakat,juga meminta mereka melaksanakan kewajiban
masing-masing.Dengan demikian,islam menjalankan peranannya dengan penuh
keadilan dan kebijaksanaan.
D.RANGKUMAN
Islam
adalah agama yang membawa rahmat bagi manusia sehingga islam diturunkan sesuai
dengan kebutuhan manusia baik kebutuhan manusia akan tuhannya,kebutuhan akan
membangun perekonomian yang baiak,menjalin hubungan yang baik antar sesama
makhluk.Dapat dikatakan Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai yang
dapat membangun sebuah peradaban yang modern tanpa harus kehilanagn nilai-nilai
ketuhanan.
Setidaknya
telah terlihat banyak perbedaan yang sangat mendasar antara aksioma-aksioma
etika ekonomi islam dengan aksioma-aksioma kapitalis dan sosialis yang selama ini kita pahami.Perekonomian
hadir sarat dengan nilai yang selalu menjaga fitrahnya manusia sehingga manusia
tersebut tidak pernah merugikan dirinya dan orang lain tentunya berbeda dengan
ekonomi kapitalis yang memntingkan individual atau sosialis yang mengabaikan
kemashalahatan individu.
Dr.Yusuf Qardawi telah
merumuskan aksioma-aksioma etika dalam ekonomi islam dalam 4 pilar:Hubungan
ekonomi dengan Ketuhanan,Ekonomi berlandaskan etika,Sistem ekonomi berlandaskan
kemanusian,Ekonomi bersifat pertengahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sholahuddin
M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.
2. Dany
K.,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002.
3. Rahmat
J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989.
4. Karim
AA.,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2012.
5. Mujahidin
A.,Ekonomi Islam Sejarah,Konsep Instrumen Negara,dan Pasar.,Jakarta:PT Raja
Grafindo:2013)
6. Mannan
MA.,Teori dan Praktek Ekonomi Islam.,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Prima Yasa,1997.
7. Qardawi.,Norma
dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
8. Muhammad
Syafii Antonio.,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.,Jakarta:Gema Insani,2001.
9. Amir Syarifuddin.,Ushul
Fiqh.,Jakarta:Kecana Prenada Media Group,2009.
10. Basiq Djalil.,Ilmu Ushul
Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.
11. Naqvi.,Menggagas
Ilmu Ekonomi Islam.,Jakarta:Pustaka Belajar,2003
[1] Dany K.,Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002.
[2] Naqvi.,Menggagas Ilmu Ekonomi
Islam.,Jakarta:Pustaka Belajar,2003
[3] Dany K.,Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002
[4]
Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi
Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.
[5]
Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada,2007.
[6]
Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi
Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.
[7]
Amir Syarifuddin.,Ushul Fiqh.,Jakarta:Kecana
Prenada Media Group,2009.
[8]
Amir Syarifuddin.,Ushul
Fiqh.,Jakarta:Kecana Prenada Media Group,2009.
[9]
Basiq Djalil.,Ilmu Ushul
Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.
[10]
Basiq Djalil.,Ilmu Ushul
Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.
[11]
Rahmat J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989.
[12]
Muhammad Syafii Antonio.,Bank Syariah Dari Teori Ke
Praktik.,Jakarta:Gema Insani,2001.
[13]
Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[14]
Sekularisme adalah sebuah ajaran yang timbul dari konflik
yang terjadi antara pihak gereja Kristen dengan kelompok empiris sehingga
terjadilah ajaran pemisahan agama dan ilmu pengetahuan.pada intinya konflik
berasal dari ketidak validan injil sehingga memunculkan pertikaian.
[15]
Rahmat J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989.
[17] Mannan
A.,Teori dan Praktek Ekonomi Islam.,Yogyakarta:PT.Dana Bhakti Prima Yasa,1997
[18] Qardawi.,Norma
dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[19] Qardawi.,Norma
dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[20] Qardawi.,Norma
dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[21] Qardawi.,Norma
dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
0 Comments