Makalah Aksioma

A.PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan  makalah ini.Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pembawa rahmat,Rasulullah Saw ,dimana dengan kehadiran beliau telahmenancapkan pilar-pilar kebenaran yang telah lama hilang ditelan zaman.
Islam hadir ditengah peradaban yang penuh dengan kekacauan,merusaknya moral,ketidakstabilan perekonomian dan keamanan.Manusia hidup dengan penuh rasa ketakutan,merebaknya kemiskinan,munculnya kesenjangan social,dan mereka mulai hidup dengan perbedaan kelas berdasarkan tingkatan ekonomi dan kekuasaan.Disaat  situasi ini mulai menjamur,datanglah Islam dengan membawa kedamaian,keadilan dan moralita sayang tinggi.Islam hadir bukan hanya mengajarkan cara beridah saja tetapi juga menjunjung tinggi muamalah diantara sesama manusia.
                Sejarah pernah membuktikan  kemajuan  islam dimana semua orang yang tunduk dengan ajarannya hidup dengan damai.Islam juga pernah membangun peradaban yang begitu pesat dizamannya.
                Disadari atau tidak kita sekarang hidup dengan ekonomi kapitalis yang menjungjung tiggi kebebasan individu,mengabaikan kepentingan masyarakat umum sehingga yang selalu terbayang oleh kita adalah bagaimana kita mencapai kepuasaan pribadi (self interest).sistem kapitalis sering dianggap sebagi system perekonomian yang paling sesuai dengan zaman ini sehingga kita sering mendewakannya.Kita seakan dianggap lupa dengan banyaknya akibat yang muncul dari pengaplikasiaan system perekonomian ini.Krisis ekonomi yang tiada habisnya dimulai sejak diterapkan system ini sampai sekarang.Krisis ekonomi yang terus menerus melanda setiap negara yang mengakibatkan banyaknya penduduk meninggal karena dilanda kemiskinan.
                Kami menyadari betapa banyaknya dampak yang diakibatkan oleh system perkonomian kapitalis ini sehingga kami memutuskan untuk menyajikan sedikitt ulasan tentang system ekonomi islam.Dalam makalh ini kami hanya menyajikan Aksioma-aksioma etika dalam ekonomi islam.Karena menurut kami ini perlu diberiakan perhatian khusus dan seharusnya dijadikan sebagai landasan dalam memahami ekonomi islam kerena ini merupakan landasan atau pondasinya ekonomi islam.

B.PENGERTIAN
1..Definisi Aksioma Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang sejak dulunya terus dilakukan perkembangan agar selalu memenuhi kebutuhan manusia.Mengingat manusia merupakan masyarakat yang selalu ingin memenuhi kebutuhan hidup tentunya sangat diperlukan sistem atau cara pemenuhan ekonomi yang tepat pada sasaran yang ditargetkan oleh manusia itu sendiri dan benar cara pelaksanaanya sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas tindakan pemenuhan kebutuhan yang dilakukannya.
            Aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian[1].Sedangkan menurut Syed Nawab Haider Naqvi “Aksioma adalah seperangakat nilai yang mendasari semua nilai yang lain[2]”singkatnya menurut beliau bahwa aksioma merupakan nilai yang paling mendasar yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu saat membuat sebuah kebijakan dalam sistem perekonomian.
            Ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan,produksi,distribusi,pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan;penghematan,menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi[3].
Sedangkan Alfred Marshall’s  mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tentang umat menusia dalam urusan hidup yang biasa[4]. Kemudian,Sulaiman mendefinisikan dengan pengertian yang berbeda tetapi disepakati juga oleh sebagian pakar pemikir ekonomi Barat yang menempatkan ekonomi sebagai Ilmu Yang menerangkan cara-cara menghasilkan,mengedarkan,membagi,dan memakai barang atau jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya[5].Dalam perspektif Islam,An-Nabhani memaknai ekonomi sebagai kegiatan mengatur urusan harta kekayaan,baik yang menyangkut kepemilikan,pengembangan,maupun distribusi[6].

C.PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang aksioma-aksioma etika ekonomi islam,maka telebih dahulu kita memahami sumber pengambilan hukum islam.Di sini juga kita akan memaparkan tentang Islam merupakan jalan hidup yang komprehensif dan universal.

I.Sumber Pengambilan Hukum Ekonomi Islam                                                 
Dalam sistem ekonomi konvensional proses pengambilan kebijakan ekonomi lebih dititik beratkan pada penelitian ilmiah semata tanpa adanya pertimbangan keagamaan.Kekacauan perekonomian dunia telah menjadi bukti lemahnya system perekonomian yang dibuat dengan hasil pemikiran kita dengan mengenyampingkan tuntunan wahyu.Ini bukan berarti kita menghina kemuliaan akal yang telah diberikan oleh Allah Swt,tetapi saat kita menggunakan akal seyogyanya kita mengikuti alurnya Al-quran sebagai kitab petunjuk.
Al-quran dan Hadist selalu menjadi rujukan utama setiap muslim dalam mengambil berbagai macam kebijakan/hukum baik dalam hal ibadah maupun  muamalah.Dalam pengambilan hukun tentang ekonomi islam juga berlaku demikian karena termasuk dalam bidang muamalah.Setidaknya ada 4 hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan hukum ekonomi yaitu:   
1.         Al-Qur’an menurut Syaltut adalah.”Lafaz Arabi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw,dinukilkan kepada kita secara mutawatir”.Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus[7].
2.         Sunnah menurut ulama ushul adalah “Apa-apa yang diriwayatka dari Nabi Muhammad Saw,baik dalam bentuk ucapan,perbuatan maupun pengakuan dan sifat Nabi.Ijtihad adalah Pengerahan usaha yang sungguh-sungguh hingga tingkat maksimal oleh seorangg fakih atau ahli agama,guna menyelidiki dan memeriksa keterangan-keteranga dari Al-Qura’an dan Sunnah untuk memperoleh sangkaan yang berat atau hukum yang bersifat Zonni,dalam meng-Istinbat-kan suatu hokum syara’ untuk diamalkan[8].
3.         Ijma’ arti menurut bahsa adalah peretujuan bersama.Menurut istilah ushul Fiqih adalah “Bersepakatnya para mujtahid umat Muhammad Saw setelah wafatnya dari beberapa masa terhadap satu perkara dari beberapa perkara[9].

4.         Qiyas arti menurut bahasa adalah ukuran atau persamaan.Sedangkan menurut istilah ushul fiqih adalah “Mengeluarkan seperti hukum (sesuatu) yang telah disebut,terhadap sesuatu yang belum disebut karena ad apersamaan antara keduanya[10]”.

II.Islam Merupakan Jalan Hidup Yang Komprehensive dan Universal
Ada suatu kesalahpahaman diantara umat islam selama ini.Banyak yang melihat islam dari satu segi saja yaitu aspek ibadah saja sehingga sering mengabaikan aspek-aspek yang lain.Sebenaranya jika kita mau meneliti secara lebih mendalam lagi maka kita akan mendapati bahwa islam bukan hanya mengajarkan cara berhubungan dengan sang pencipta saja yaitu Allah.Jalaluddin Rahmat pernah melakukan penelitian dan berhasil menyimpulkan bahwa “Di lingkungan Islam telah timbul pemikiran bahwa agama hanyalah kumpulan moral.Al-Qura’an hanyalah kumpulan kaidah moral.Diluar itu,Islam harus menyerahkan pengaturan perilaku kepada lembaga social dan lembaga modern[11]
Penyimpangan terhadap isi ajaran islam tentu akan merugikan penganut agama islam itu sendiri sehingga akan timbul berbagai macam gejolak didalam tubuh islam yang akan mengakibatkan runtuhnya peradaban islam.Di sini kita perlu meluruskan bahwa islam  bukan seperti pandangan diatas tadi tapi islam merupakan a comprehensive and universal way of life. Islam bersifat komprehensif dan universal.Komprehensif berarti syariah islam merangkum seluruh aspek dari kehidupan,baik ritual (ibadah)maupun sosial (muamalah),sedangkan universal berarti syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai Yaumm al-hisab[12].Islam selalu menjaga perpaduan dan keseimbangan antara agama dan dunia,ibadah dan muamalat,akidah dan syariat,kebudayaan dan peradaban.Islam juga memadukan agama dan negara[13].
Pada dasar Islam tidak mengandung paham sekularisme[14].Tetapi pada kenyataan banyak dari umat islam cenderung menafsirkan islam ke arah sekular. Larry shiner,Professor agama di Sangamon University-bahwa sekularisasi paling tidak menunjukkan lima hal: mundurnya pengaruh agama,sekadar kompromi dengan dunia,demistifikasi atau desakralisasi dunia,ketidakterikatan (disengagement)kepada masyarakat,dan pemindahan kepercayaan/iman dan pola-pola perilaku suasana keagamaan ke suasana sekular[15].
Nah jika kita kaitkan dalam kegiatan ekonomi kita maka akan terlihat banyak sekali perilaku-perilaku yang mengarah ke arah sekularisme seperti tidak terkendalinya kegiatan produksi (tidak memperhatikan mashlahah dan melakukan praktek maisir,gharar dan riba),kegiatan konsumsi dan distribusi yang seharusnya harus daalm koridor islam.Professor Mannan pernah mengatakan bahwa” Setiap usaha untuk menggolongkan ekonomi islam sebagai ilmu positif dan normatif  justru akan merusak tujuan untuk apa ilmu itu sebenarnya diciptakan.Seperti kita memisahkan badan manusia dengan air ( badan manusia terdiri dari 80% air) yang akan mengakibatkan tubuh menjadi binasa[16].”
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba mengupas lebih komprehensif tentang aksioma-aksioma dalam etika ekonomi islam.Kami akan menyajikan  pendapat pakar tentang aksioma-aksioma ekonomi islam menurut hipotesis dari Dr.Yusuf Qardawi.Ada 4 aksioma-aksioma yang menjadi pilar berdirinya ekonomi Islam,yaitu:
1.Hubungan ekonomi dengan ketuhanan
Prinsip keimanan kepada adanya pencipta alam (kosmologi) merupakan prinsip dasar dalam keilmuan apa saja.Tentu saja saat kita berbicara ilmu ekonomi maka  tidak boleh dipisahkan dari prinsip dasar ini.Dan semua muslim pasti akan mengakui  prinsip adanya pencipta alam atau istilah lainnya adanya tuhan karena merupakan bagian dari rukun iman.Di dalam Al-Qur’an disebutkan Bahwa semuanya akan kembali ke hadirat Allah Swt“Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu.Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(Al-Mulk:15)
Jika kita implikasikan dalam kegiatan ekonomi maka saat kita melakukan kegiatan produksi seperti membuat kendaraan,membuat mesin yang biasa memudahkan manusia menulis ( misalnya laptop ) maka kesemuanya itu akan di pertanggung jawabkan di hari akhir nanti.Ini mengindikasikan bahwa setiap perilaku ekonomi yang kita lakukan sudah sepatutnya kita memikirkan tentang normatif.Halal dan haram,baik dan buruk,akan menjadi pertimbangan kita tentunya.Sehingga kita akan melihat perbedaan yang sangat jauh antara sistem ekonomi islam dengan system ekonomi konvensional.
ONTOLOGI EKONOMI KONVENSIONAL
ONTOLOGY EKONOMI SYARIAH
positivisme,berdasarkan pada pengalaman empiris
petunjuk alquran,hadist,qiyas,ijma’,dan ijtihad
sekuler,tidak percaya pada petunjuk tuhan
Ayat-ayat kauniyah yang bertebaran dijagat raya
kebahagiaan dunia saja yang dikejar

penggunaan ayat-ayat kauniyah harus berhati-hati,karena dorongan hawa nafsu
sangat materialistik
wujud kegiatan ekonomi dilaksanakan akan dasar god-interest.mengabdi dan mencari ridho allah swt
Akhirat tidak dijadikan sebagai pertimbangan terhadap apa yang dilakukan
Akhirat adalah tujuan utama maka segala perbuatan harus menguntungkan di akhirat kelak
Allah memerintahkan kita untuk menikmati sesuatu yang telah diciptakan untuk keperluan manusia itu sendiri.Sehingga tidak ada larangan untuk menikmati hasil ciptaan-Nya “Hai anak Adam,pakailah pakainmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,makanlah dan minumlah,serta jangan berleh-lebihan,sesungguhnya Allah tidak suka dengan orang yang berlebi-lebihan.”(Al-A’raf:31)

2.Ekonomi Berlandaskan Etika
2.1.Etika Dalam Produksi
Islam memandang penting kegiatan produksi.Untuk mensejahterakan masyarakat diperlukan peningkatan produksi untuk meningkatkan pendapatan sehingga terwujudnya Free financial.
Kita bisa melihat dalam sebuah hadist tentang bagaimana perhatiaannya Nabi dalam  kegiatan produksi.Nabi bersabda:”Seorang diantara kamu mengambil tali dan pergi ke gunung untuk mengambil kayu bakar lalu dipikulnya pada punggungnya dan selanutunya dijualnya serta dengan cara ini ia bisa menghidupkan dirinya,adalah lebih baik daripada ia meminta-minta kepda manusia,baik manusia itu memberikan ataupun tidak memberikan.”(HR.Ahmad,Bukhari,Ibnu Majah dari Zubair,Shahih Jami’ Shagir no.5041)
Tujuan dari kegiatan produksi adalah untu memenuhi kebutuhan manusia termasuk mensejahterakannya. Dalam ekonomi modern kesejahteraan ekonomi diukur dari segi uang,sepertii kata professor pigou:”Kesejahteraan ekonomi kira-kira dapat didefinisikan sebagai bagian kesejahteraan yang dapat dikaitkan dengan alat pengukur uang”.Tetapi dalam perspektif islam kesejahteraan ekonomi bukan saja dinilai dari segi banyaknya uang yang dimiliki oleh masyarakat,berkurangya penganguran dan terbangunya infastuktur tetapi lebih dari itu,islam mengangap bahwa kesejahteran ekonomi itu cakupan nya lebih luas yaitu kesejahteraan umum yang meliputi kesejahteraan di bidang pendidikan,agama,moral dan banyak hal-hal lainya[17].  

2.2.Etika Dalam Konsumsi
             Dalam kehidupan yang terus-menurus kita jalani ini tentu saja konsumsi merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan.Konsumsi bisa di artikan sebagai kegiatan pemusnahan barang produksi dengan cara yang benar.Di dunia ini banyak sekali perilaku-perilaku konsumsi yang di tampakkan oleh setiap individu.Ada yang menunjukkan sikap yang berlebih-lebihan,misalnya memakai suatu barang bukan dikarenakan kebutuhan yang penting tapi lebih untuk menunjukkan status ekonomi keluarga.Tentu saja jika dilihat dalam perspektif islam maka itu merupakan perbuatan yang dilarang.Kehidupan yang ditonjolkan oleh para kapitalis dalam keseharian kita lebih kepada self-interest,mereka membuat suatu budaya yang konsumtif sehingga kita mempunyai cara pandang yang pada hakikatnya menguntungkan para pebisnis/pemilik perusahaan.Mengikuti trend dari hari ke hari seakan-akan telah menjadi sebuah semboyan dalam kehdupan kita bahwa orang yang paling baik adalah mereka yang selalu up to date dalam memakai barang.Tentunya ini bukanlah sebuah kesalahan,karena dalam islam sendiri juga didorong untuk selalu berkembang dan selalu menjadi yang lebih baik.
Tetapi yang menjadi permasalahannya apakah dengan kita memakai barang tersebut akan membawa manfaat?,apakah kita membeli barang tersebut karena kebutuhan atau hanya sebagai self-interest saja?Apakah barang tersebut halal?Lebih baik mana jika kita membeli barang baru atau menyantuni/membantu meningkatkan taraf kehidupan orang lain?
Nah ini merupakan beberapa factor yang harus diperhatikan saat kita mengkonsumsi/menggunakan suatu barang atau jasa.
A.Wajib Membelanjakan Harta
 Islam mempunyai pandangan tersendiri dalam penggunaan harta yang dimiliki oleh setiap manusia,islam bukanlah agama yang memandang kekikiran sebagai falsafah hidup dan bukan pula mengangap pemborosan sebagai jalan hidupnya tapi islam selalu berada dalam pertengahan.Memakai harta sesuai dengan keperluan yang dibebankan oleh syariah dan Menyimpan sesuai dengan syariah.Jadi Islam selalu menjaga kesimbangan.Dalam Al-Qur’an telah disebutkan tentang pembelanjaan harta,dengan ini menunjukkan bahwa islam sebagai way of life  ‘(Yaitu)mereka yang beriman kepada yang gaib,yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS Al-Baqarah:3).
Para mufassir berbeda pendapat tentang infak,apakah yang disebutkan oleh ayat di atas maksudnya sedekah,zakat fardhu atau sedekah sunat atau hanya untuk menafkahi keluarga.Para pengamat cenderung mengatakan bahwa redaksi infak memiliki arti yang menyeluruh maksudnya seluruh bentuk infak,baik itu wajib maupun sunat,untuk diri sendiri atau untuk keluarga,untuk masyarakat atau untuk keperluan fisabilillah[18].

2.3.Etika dalam Distribusi
Di antara bidang yang terpenting dalam perekonomian adalah distribusi.Dalam ekonomi kapitalis,perdaganagan terpusat pada distribusi pasca produksi,yaitu setelah mereka menghasilkan barang suatu proyek.Dalam kaitannya dengan distribusi hasil produksi,kita temukan adanya 4 bagian:
1.      Upah atau gaji pekerjaan.
2.      Keuntungan sebagai imbalan modal
3.      Sewa tanah
4.      Laba bagi para manager yang mengolola[19]
Islam menolak keberadaan nomor 2 dari 4 nomor diatas yaitu keuntungan.para ulama mufakat bahwa bunga hkumnya haram.
Menurut paham Sosialis,produksi tunduk dan patuh pada peraturan pusat.Seluruh sumber produksi milik Negara.Dasar distribusi barang ditetapkan oleh kepuusan di Negara sosialis.
            Ekonomi islam bebas dari tindakan kapitalis dan sosialis.Islam menerapkan filsafat dan tatanan yang berbeda dari kedua sistem tersebut.Islam memfokuskan perhatiannya pda distribusi sebelum membahas sektor produksi.
            Islam mengakui hak kepemilikan seseorang,mewajibkan zakat sebagai bentuk distribusi kekayaan,menganjurkan sedekah,memperhatikan kaum miskin,sehingga dalam islam distribusi kekayaan merupakan sebuah kewajiban jika ingin menjadi muslim yang sejati.

3.Sistem Ekonomi Bercirikan kemanusian
            Selaian bercirikan ketuhanan dan moral,sistem ekonomi islam berkarakter kemanusian.Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa kemanusian bertolak belakang dengan ketuhanan sehingga keduanya tidak bisa digabung menjadi satu,bagaikan siang dan malam.
            Dugaan tersebut tidak benar.Setidaknya,mereka yang menduga seperti itu lupa bahwa ide kemanusiaan berasal dari Allah Swt.Dengan kata lain,substansi kemanusiaan berasal dari ketuhanan.Allahlah yang menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.Tujuan ketuhanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari fitrah manusia.Sebab,setiap manusia dilahirkan dengan fitrah manusia.
            Tujuan ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahtera.Yang dimaksud dengan manusia disini adalah semua golonga manusia,baik manusia sehat maupun manusia yang sakit,kuat dan lemah,susah dan senang,serta manusia sebagai indivisu  atau sebagai anggota masyarakat.
            Jika system ekonomi Islam itu berlandaskan pada nash Al-Quran  dan As-Sunnah maka manusia berperan sebagai yang diserukan dalam nash itu.Manusialah yang memahami nash,manafsirkan,menyimpulkan ,dan memindahkannya dari teori untuk diaplikasinya dalam praktik.Dalam ekonomi Islam,manusia adalah tujuan dan sarana.
            Dalam ekonomi Islam,manusia dan factor kemanusiaan merupakan unsur utama.Faktor kemanusiaan dalam ekonomi Islam terdapat dalam kumpulan etika yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist serta tertulis didalam banyak tulisan buku klasik yang mencakup etika,kebebasan,kemuliaan,keadial,dan sikap moderat an persaudaraan sesama manusia.Etika Islam mengajarkan manusia untuk menjalin kerja sama,tolong-menolong,dan menjauhkan sikap iri,dengki dan dendam[20].
            Islam juga menganjurkan kasih sayang sesama manusia terutama kaum lemah,anak yatim,miskin,dan yang terputus dalam perjalanan.Islam juga mengajarkan sikap tenggang rasa terhadap orang miskin,orantg tua yang renta dan orang yang tidak sanggup lagi bekerja.Islam juga menjaga hak milk individu dengan segala undang-undang dan etika.

4.Ekonomi Bersifat Pertengahan ( Keseimbangan)
Jiwa peraturan kapitalisme terlihat jelas pada egoisme,bebas menumpuk harta kekayaan,mengembangannya dan membelanjakannya.Pemikiran yang berorientasi kepaa individualism sama sekali tidak memperhatikan kepentingan orang lain kecuali ada manfaat yang akan dapat dipetiknya.Mereka tidak mementingkan kemashalahatan orang lain jika itu bertentangan dengan kemashalahatan pribadi.Slogan mereka adalah”Bersaing dengan lawan”,dan bertekad mengalahkannya.
            Sikap kapitalis ini tidak mementingkan apa dan siapa melainkan laba dalam jumlah besar yang selalu diperhitungkannya.Segala cara dihalalkannya untuk mengeruk keuntunga sebesar-besarnya.Ingatan mereka haya tertuju pada uang.Uanglah yang membuat menyelesaikan segala urusan,uanglah yang bisa menciptakan Negara makmur idan kehidupan tenang.
            Dalam sistem Kapitalis,individu merupakan poros perpuran ekonomi.Individu adalah penggerak dan sekaligus tujuan akhir aktivitas ekonomi .Negara tidak berhak mengatur individu,bahkan negara harus memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada individu.Individu bebas melakukan aktivitasnya sesuka hatinya baik itu mendatangkan laba maupun sebaliknya.Mereka tidak peduli tindakan mereka akan menimbulkan kmudharatan bagi masyarakat.
            Jiwa peraturan Sosialis bertolak belakang dengan Kapitalis.Jiwa peraturan sosialis berburuk sangka terhadap individu.Kaum kapitalis merampas segala hak pribadi demi mencapai kemaslahatan bersama,dalam hal Negara.Visi mereka”Kemaslahatan bersama di atas Kemaslahatan individu[21]”.
            Sistem kapitalis memberkan fasilitas kepada individu sehingga menjadi besar dan bertndak sewenang-wenang tanpa mementngan kemaslahatan masyarakat,baik materi maupun spiritual.Sebaliknya,paham sosialis menutup semua yang diberikan oleh paham kapitalis kepada individu sehingga merasa rendah,an kehilanga kepribadiannya dan mempersembahkannya kepada masyarakat yang tertumpu kepada Negara.Di sini Negara berbuat sewenang-wenang.Negara tidak lebih dari suatu tempat yang dikelola oleh segelintir orang.Pada akhirnya,paham sosialis pun tiak jauh berbeda dengan paham kapitalis.Dalam paham sosialis kita menemkan beberapa orang yaitu pejabat Negara bertndak sewenang-wenang terhadap rakyat sebagimana para konglomerat dalam system kapitalis berlaku sewenang-wenang.
Jiwa tatanan dalam Islam adalah keseimbangan yang adil.Hali ini terlihat jelas pada sikap Islam hak individu dan masyarakat.Keduan hak itu diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil (pertengahan) tentang dunia dan akhirat,jiwa dan raga,akal dan hati,perumpamaan dan kenyataan.Islam juga bersikap di tengah-tengah (wasat) antara iman dan kekuasaan.
            Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat khususnya kaum lamah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis.Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis,terutama komunis,tetapi ditengah-tengah antara keduanya.
            Islam mengakui hak individu dan masyarakat,juga meminta mereka melaksanakan kewajiban masing-masing.Dengan demikian,islam menjalankan peranannya dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan.

D.RANGKUMAN

Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi manusia sehingga islam diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia baik kebutuhan manusia akan tuhannya,kebutuhan akan membangun perekonomian yang baiak,menjalin hubungan yang baik antar sesama makhluk.Dapat dikatakan Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai yang dapat membangun sebuah peradaban yang modern tanpa harus kehilanagn nilai-nilai ketuhanan.
Setidaknya telah terlihat banyak perbedaan yang sangat mendasar antara aksioma-aksioma etika ekonomi islam dengan aksioma-aksioma kapitalis dan sosialis  yang selama ini kita pahami.Perekonomian hadir sarat dengan nilai yang selalu menjaga fitrahnya manusia sehingga manusia tersebut tidak pernah merugikan dirinya dan orang lain tentunya berbeda dengan ekonomi kapitalis yang memntingkan individual atau sosialis yang mengabaikan kemashalahatan individu.
Dr.Yusuf Qardawi telah merumuskan aksioma-aksioma etika dalam ekonomi islam dalam 4 pilar:Hubungan ekonomi dengan Ketuhanan,Ekonomi berlandaskan etika,Sistem ekonomi berlandaskan kemanusian,Ekonomi bersifat pertengahan.




















DAFTAR PUSTAKA

1.         Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.
2.         Dany K.,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002.
3.         Rahmat J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989­.
4.         Karim AA.,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2012.

5.         Mujahidin A.,Ekonomi Islam Sejarah,Konsep Instrumen Negara,dan Pasar.,Jakarta:PT Raja Grafindo:2013)
6.         Mannan MA.,Teori dan Praktek Ekonomi Islam.,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Prima Yasa,1997.
7.         Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
8.         Muhammad Syafii Antonio.,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.,Jakarta:Gema        Insani,2001.
9.         Amir Syarifuddin.,Ushul Fiqh.,Jakarta:Kecana Prenada Media Group,2009.
10.       Basiq Djalil.,Ilmu Ushul Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.
11.       Naqvi.,Menggagas Ilmu Ekonomi Islam.,Jakarta:Pustaka Belajar,2003








[1] Dany K.,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002.
[2] Naqvi.,Menggagas Ilmu Ekonomi Islam.,Jakarta:Pustaka Belajar,2003
[3] Dany K.,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.,Surabaya:Putra Harsa,2002
[4] Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.
[5] Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.

[6] Sholahuddin M.,Asas-Asas Ekonomi Islam.,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2007.

[7] Amir Syarifuddin.,Ushul Fiqh.,Jakarta:Kecana Prenada Media Group,2009.
[8] Amir Syarifuddin.,Ushul Fiqh.,Jakarta:Kecana Prenada Media Group,2009.
[9] Basiq Djalil.,Ilmu Ushul Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.

[10] Basiq Djalil.,Ilmu Ushul Fiqh.,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010.
[11] Rahmat J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989­.
[12] Muhammad Syafii Antonio.,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.,Jakarta:Gema        Insani,2001.

[13] Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
                [14] Sekularisme adalah sebuah ajaran yang timbul dari konflik yang terjadi antara pihak gereja Kristen dengan kelompok empiris sehingga terjadilah ajaran pemisahan agama dan ilmu pengetahuan.pada intinya konflik berasal dari ketidak validan injil sehingga memunculkan pertikaian.

[15] Rahmat J.,Islam Alternatif.,Bandung:Penerbi Mizan:1989­.
                [16] Mannan MA.,Teori dan Praktek Ekonomi Islam.,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Prima Yasa,1997.

[17] Mannan A.,Teori dan Praktek Ekonomi Islam.,Yogyakarta:PT.Dana Bhakti Prima Yasa,1997
[18] Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[19] Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[20] Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.
[21] Qardawi.,Norma dan Etka dalam Ekonomi Islam.,Jakarta:Gema Insani,1997.

Post a Comment

0 Comments